Mendadak Guide - Bagian 2

Kembali lagi bersama kibo disini, gak penting banget dah.

Dahulu kala hiduplah seorang raja yang memiliki sebuah kerajaan yang bernama bantal, nah kok malah buat karangan zaman SD.

Oke lanjut ke inti permasalahan yang sudah menguasai barisan pertama pada postingan berikut. Jadi guide dadakan memang gampang - gampang susah. Kenapa gampang - gampang susah, karena tidak gampang menjadi seorang guide dadakan macam ane. Harus bisa bahasa inggris, harus tau lokasi - lokasi yang dicari orang yang diantar, punya kendaraan sendiri ( kalau yang ini sih gak wajib ).

Kalau ane sih simple aja, modal tampang bego, modal bahasa inggris campuran ( campur bahasa Indonesi, campur bahasa samawa, campur es sedikit ), modal sepeda motor pinjeman ( orang tua ane yang punya, jadi bahasanya masih minjem ) plus percaya diri selangit. Cuma dengan modal inilah ane mendadak jadi guide, saking kerennya ane yang dicari sama tamu ( padahal kawan ane yang hubungi ane ).

Modal ane jadi guide dadakan nambah 1 neh, tempat keren buat nongkrong sama tamu. Salah satu tempat buat ngopi, makan jajanan khas sumbawa dan jajanan lainnya, kebetulan tempat ini punya kawan ane. Kawan ane inilah yang biasanya menghubungi ane kalau ada tamu - tamu dari luar negri, dari dalam negri juga boleh, biar gak kelilit lidah ane waktu memaksakan diri untuk mengucapkan sepatah dua patah kata dalam bahasa inggris. Kebetulan juga kawan ane ini rada lancar bahasa inggrisnya, jadi ane cuma bisa bengong liat die ngobrol bareng si tamu.

Kalau jadi guide itu harus gak tau malu tapi jangan malu - maluin yak. Gak malu yang ane maksud adalah gak malu bertanya, gak malu berkunjung sering - sering ketempat tujuan wisata, gak malu jalan sama tamu yang badannya lebih tinggi dari kita ( ngena banget di ane ), gak malu liat jalan ancur, gak malu kesasar atau tersesat sewaktu nyari lokasi wisata.

Nah ane bingung mau ngetik apa lagi, mungkin dilanjut dilain waktu kali yak, sekian terimagaji #ngacir