Mendadak Teknisi Komputer

Dah lama gak mosting,, jadi berasa jamuran blog ne :sweatdrop:

Sekarang ane bakal mosting sesuatu yg gak penting, bener-bener gak penting. Maklum lagi males mosting yg penting, macam ada posting penting aja di blog ini :lol: . Sebenernya kerjaan macam ini sudah jadi masa lalu buat ane, tapi masih tetap digeluti walau sempat jadi guide dadakan , penjual sayur dadakan ( yg ini kemungkinan akan diposting juga, tapi gak tau kapan :noidea:).

Sebelumnya ane hanya seorang pengangguran yg hanya memiliki income kurang dari 500k sebulan, menurut ane yg tinggal dipelosok NTB, pemasukan segitu udah cukup lah untuk hidup ( maklum masih bujang ). Tapi setelah dipikir-pikir lagi, akhirnya ane memutuskan untuk mencari tambahan buat nabung. Ngumpulin dana buat masa depan, ngumpulin duit buat beli sepeda balap, buat bangun rumah ( tanah udah ada  :music:  ). Dan sebelumnya ane dapat info dari kawan yg bekerja di finance kalau salah satu toko komputer lagi mencari karyawan yg akan dijadikan teknisi.

Akhir bulan agustus ane pergi mencari info yg lebih mantap, ane hampiri toko komputer yg dimaksud, setelah ada didalam toko, ternyata yg jadi bosnya tu kawan ane. Langsung aja ane ajak ngobrol ke intinya tanpa basa basi sedikitpun. Kelar pembicaraan penting 4 mata yg diintip 6 mata, ane langsung pulang karena ane lupa kalo lagi bawa dagangan orang. :sweatdrop:


Tepat pada tanggal 3 september 2014 ane jadi teknisi disalah satu toko komputer diseputaran pulau sumbawa. Dihari pertama sampai hari kelima diawali dengan mengingat kembali hal-hal yg penting dan memcoba memodifikasi printer canon pixma iP2770 ( alhamdulillah berhasil ). Pengalaman pertama memodifikasi printer ( maklum dari awal iseng-iseng bongkar-bongkar alat-alat elektronik, baru kali ini bongkar printer ) :lol:

Alhamdulillah masih betah jadi teknisi sampai sekarang, udah mau jalan 2 bulan uey, tapi kayaknya gak bakalan lama neh ane dimari ( bosen juga gak ada yg dikerjain ) . :sleeping:

» Read More...

Penyiar Radio ( Bagian Kedua )



Kejadian kemarin itu membuat hatiku terbuka, bagaimana cara mendapatkan perhatian lebih dari seorang penyiar radio yg sekaligus kawan chatingku. Aku selalu dibuat terpukau dengan suara merdunya, aku selalu terpukau dengan perhatiannya. Tapi apakah dia juga terpukau dengan semua tentangku , anganku melayang jauh menepis semua kekurangan yg selalu ada pada tiap diri manusia.

Kuhampiri pojokan kamar yg telah lama tidak bertegur sapa dengan sapu dan kain pel. Kulihat dengan seksama beberapa noda yg masih tertinggal dilantai kramik berwarna putih. Akupun teringat pada kata-kata yg dulu pernah diucapkan oleh sahabatku. Tak ada lantai yang bersih walau sudah dibersihkan berkali-kali, kembali kurenungkan kalimat yg menurutku memiliki berbagai makna itu. Sampai akhirnya aku mencoba mengartikannya, “sampai kapanpun kesalahan yg pernah kita buat akan ketahuan juga”.

Kembali pikiranku menerawang jauh kemasa lalu yg selalu menghantui, masa-masa dimana kebebasan memilih menjadi suatu hal yg sangat langka. Ahh untuk apa mengingat masa lalu yg kelam itu (kataku dalam hati). Lebih baik melangkah kedepan menuju kehidupan yg lebih baik lagi. Ceileh bahasaku jadi sok romantis gini, seperti orang yg lagi kena sindrom galau akut aja. :lol:

Lebih baik mendengarkan mba’ Inda yg lagi siaran disebrang sana, segera aku berlari mendekati radio jadulku. Pemutar radio yg aku beli 2 tahun lalu, bentuk klasik segi empat seperti batu bata tapi berwarna hitam pekat. Aku mulai menyalakan radio kesayangan dan terdengarlah suara lelaki paruh baya yg sedang menyapa para pendengarnya. Astaga aku lupa kalo sekarang hari selasa, jadwal mba’ Inda kuliah dan berarti jadwal siarannya diubah.

Aku kembali turtunduk lemas dipojokan kamar yg selalu menjadi tempat favorit untuk bergalau ria, bergalau itu tidak selamanya tentang kehidupan asmara saja. Galau karena tidak bisa mendengar suara seorang penyiar radiopun bisa menjadi sesuatu galau yg sangat berbahaya.
 
Aku bukan jatuh hati kepadanya, aku hanya kagum dengan gaya berbicaranya saat dia mulai menyapa semua pendengarnya. Ntah jika nanti aku bertemu langsung dengannya, mungkin hal-hal yg menjadi pemikiran utamaku bisa berubah. Tapi  aku akan selalu menjadi pendengar setianya, walaupun itu akan menekan segala perasaanku yg saat ini selalu bersamanya. Sesaat kemudian aku tersadar dan langsung beranjak dari tempat favoritku, aku berlari menuju teras rumah. Disana aku mendapati sahabatku tengah menungguku, aku lupa kalau sudah berjanji berkeliling kota dengannya.

Lumayanlah ada pengobat gundah hati, berkeliling kota dengan mengayuh sepeda fixie gear kesayangan memang obat jenuh paling mujarap. Diperetigaan jalan yg berdekatan dengan bekas Sekolah Dasarku, aku berpapasan dengan seorang wanita muda yg menurut penglihatanku mirip dengan avatar akun Y* yg selama ini selalu menemaniku chating.  Saat itu pula aku yakin jika itu adalah dia, dia menggunakan jilbab warna kuning model pasmina, baju hem warna kuning terang dan celana panjang kain berwarna orange, ( kombinasi yg sangat pas menurutku )

Tepat jam 5 sore aku sudah duduk manis disalah satu tempat duduk yg terbuat dari campuran semen dan pasir , disana aku memandang jauh kearah laut sambil menanti sunset. Pikiranku melayang jauh menerkam kejadian-kejadian yg sempat sirna dihapus pahitnya rasa kopi yg dari tadi aku tenggak. Sepeda Fixie Gear yg sedari tadi berdiri dengan gagahnya disamping tembok pembatas antara perkampungan nelayan dengan bibir pantai menambah kegundahan hati.  

Beberapa lama aku termenung sambil menenggak kopi yg sudah aku habiskan 2 cangkir ( ini ngopi apa ngopi ) :lol: , tiba-tiba aku dikagetkan dengan getaran keras yg ada dikantong belakang baju sepeda yg sedang kugunakan. Ternyata hanya getara dari HP jadul yg selalu menemaniku selama 8 tahun terakhir, kuambil HP putih yg kata orang mirip batu bata. Ternyata ada sms yg masuk dar nomer yg tidak kukenal.

SMS itupun tak kugubris karna hanya ingin mengajak berkenalan, menurut pengalamanku biasanya hanya kerjaan iseng kawan-kawanku yg selalu mengejek kejombloanku semata.  Yah itu hanya keisengan para sahabat yg perduli dengan sahabatnya, walau kepedulian mereka terkadang salah dimataku. Kembali kuingat tatapan mata kami saat bertemu disimpang tiga gereja yg bersebelahan dengan SDku dulu, akupun tertarik ingin dekat dengannya, bukan dekat seperti sekarang yg hanya bisa berhubungan lewat Y*.

Akhirnya sisunset aka matahari yg lagi bunuh diri dibalik gunung muncul juga :lol:, lumayan mengobati hati yg lagi seneng ( ungkapku ngawur ). HP yg sedari tadi nganggur dimejapun ku sambit karena ada SMS yg masuk lagi, aku lihat sebentar dan kubaca perlahan, ternyata dari nomer yg tadi. Gak tau orang lagi sibuk apa, SMS trus macam orang kepo. :lol:

Selesai magrib aku kembali kerumah mengendarai sepeda fixie pinjaman ( punya adek makanya bahasanya masih minjam ). Nyampe malah kegerahan, mandi dan langsung santap malam tanpa ada jeda waktu yg sangat signifikan. Aku hampiri HP yg tergeletak manja diatas kasur buluk yg selalu menjadi alas tidurku, aku perhatikan kembali SMS yg beberapa waktu lalu masuk. Ternyata aku mengenali tata cara penulisan pesannya, aku hafal betul dengan cara penulisan ini, tapi aku ragu dengan keyakinanku.

Aku mencoba untuk membalasnya, ternyata setelah beberapa lama balasan dari sebrang masuk, dia menyuruhku menebak siapa dirinya. Tidak salah lagi ungkapku, ini pasti dia, tapi darimana dia tau nomer HPku yg hanya ditahu segelintir orang. Ini pasti ada konspirasi antara penyiar dan penelpon, perlu dituntut ke Mahkamah Konstitusi neh ( yah malah ngawur lagi ) :lol:





ini merupakan lanjutan dari postingan ini 

» Read More...