Awal
cerita ,,
Kring..
kring... kring..
Terdengar
suara salah satu radio swasta yg sedang menerima panggilan dari para
pendengarnya. Aku hanya bisa terbaring lemas didalam kamar berukuran 3 x 2,5
meter yg sangat sumpek namum tetap bisa membuat letih badan sirna. Terdengar
suara merdu seorang penyiar wanita yg menggema didalam ruangan sempit yg aku
sebut kamar, suara itu sangat familyar ditelingaku. Bagaimana tidak, dia adalah
salah seorang penyiar baru yg sudah beberapa bulan ini menemaniku menghilangkan
bosan lewat udara. Aku ingat namanya, dia adalah Inda, seorang wanita muda yg
tengah mengejar gelar S1nya disalah satu Perguruan Tinggi dikotaku.
Aku
kembali mengingat bagaimana awal mula aku kenal dengannya, walau perkenalan
kami sangat tidak biasa seperti kebanyakan orang. Kami berkenalan melalui salah
satu program chat yg sampai sekarang masih digunakan oleh banyak orang (
termasuk aku ). Lewat Y* kami berbagi cerita, berbagi pengalaman dan biasanya
saling memberi masukan-masukan yg kata kawanku masukan yg membangun. :lol:
Biasanya
kami berchating ria seperti orang-orang normal pada umumnya, saling menanyakan
kabar, sedang apa, lagi dimana, dll. Dari kata-kata yg walau hanya diketik
melalui papan kecil yg bernama keyboard, aku menyadari bahwa dia adalah tipe
wanita yg penyayang. Ya itu perkiraan positif dariku, dari seorang yg hanya mengenal
wanita dari cara berpakaian, cara berbicara dan tata kramanya saja.
Ditengah-tengah
perjalanan kehidupan virtual kami, kami hanya bisa memberikan kabar dan
bertegur sapa melalui Y*. Kami sudah
berjanji untuk tidak berhubungan melalui media lain, walau keputusan yg telah
kubuat itu merugikan diriku sendiri, tapi aku menikmatinya. Karna dari
jarangnya saling mengabari, maka makin banyak cerita yg akan kami bahas dan
makin lamalah pertemuan kata-kata kami dichating.
Ahhh,
kenapa aku mengingat masa lalu, apa karna keadaan tubuhku yg sangat lemas ini.
Terkadang teringat masa lalu yg mengenaskan, kadang mengingat kesalahan, tapi
aku ingin sekali mengenang masa-masa indah. Tapi apa daya, aku tak memiliki masa-masa
indah itu. Mungkin hari ini aku mengingat Inda karna mendengar suara merdunya
yg selalu mengudara setiap jam 3 sampai 5 sore. Aku ingin menggodanya melalui
pesawat telpon yg bersandar lugu ditembok bercat putih dibagian luar kamarku,
tapi aku urungkan niatku karna mengingat janji yg telah kami buat dulu.
Beberapa
hari setelah mengingat kejadian-kejadian masa lampau, tubuhkupun mulai membaik
dan bisa kembali menjalani aktifitas-aktifitas yg akan membuat tubuh ini
kembali lemah. Setiap hari diantara jam 3-5 sore aku selalu mencoba untuk
mendengar stasiun radio tempat Inda bekerja. Kadang dia dapat jadwal dijam-jam
yg berbeda, sehingga membuatku memutar otak agar bisa selalu mendengar
suaranya. Setelah putar otak dan putar kepala, akhirnya aku memberanikan diri
menelpon stasiun radio tersebut saat Inda yg mendapatkan jatah siaran.
Tepat
pukul 16.00 aka jam 4 sore, aku mulai aktifitas menelponku, aku ambil gagang
telpon yg berwarna biru tua dengan papan tombol berwarna putih yg menyender
dengan santainya ditembok bercat putih didalam rumahku. Ku tekan nomor telpon
radio tersebut sambil melihat contekan yg sengaja aku catat didallam buku kecil
yg selalu ada diatas meja kecil yg berada tepat dibawah pesawat telpon.
Tutuuuttt..
tutuuutttt.
“Selamat
sore Rases**a, dengan siapa disebrang sana” (Kata2 sapaan tu cirri khas radio
tersebut )
“Selamat
sore, kibo disini , mau kirim-kirim salam mba’ “ ( asli gugup banget waktu itu
) :lol:
“Mau
kirim-kirim salam buat siapa neh mas kibo” ( dia gak tau karna waktu itu pakai
nama samaran )
“Buat
penghuni seputaran bugis city, bugis raya , karang makam, gang delima, semua
gak dah , sama salam ma penyiarnya juga
, ML dong ( Minta Lagu ) "
“Mau
ML apa neh mas kibo ? “
“Mba’
penyiarnya nyanyi dong , becanda ding , lagu apa aja yg galau ”
“Ditunggu
ya “ :)
“Oke
mba’ Inda , selamat sore "
0 comments:
Post a Comment
Jangan lupa ninggalin jejak gan ^_^